Jumat, 08 Januari 2016

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP GURU DALAM MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA



MAKALAH
Aspikal Landu, S.Pd M.Pd

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Dalam Mengajar Dengan Prestasi Belajar Matematika”. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan seluruh teman-teman yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga isi dari makalah kami ini dapat bermanfaat bagi seluruh orang yang membacanya. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Saran dan kritik dari teman-teman sekalian akan membantu kami untuk memperbaiki makalah kami ini.


Watampone, 8 Januari 2016


Penulis




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                                                               2
DAFTAR ISI                                                                                                             3
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                                           4
B.     Rumusan Masalah                                                                                      6
C.     Tujuan ingin dicapai                                                                                   6
BAB 2 PEMBAHASAN                                                                                           7
A.    Aktivitas Belajar                                                                                         7
B.     Belajar Dan Pembelajaran                                                                          10
C.     Prestasi Belajar                                                                                           11
D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar                                 12
E.     Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Dalam Mengajar                     
Dengan Prestasi Belajar Matematika                                                          17
BAB 3 PENUTUP                                                                                                                
A.    Kesimpulan                                                                                                 24
B.     Saran                                                                                                            24
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                25


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  
Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru disekolah. Proses belajar mengajar atau yang sering disebut dengan PBM berguna untuk  menyampaikan informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna (2009:2) Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen: 1. Siswa : Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2. Guru : Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran  lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3. Tujuan: Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Isi Pelajaran: Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5.  Metode: Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untukmencapai tujuan. 6. Media: Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi  kepada siswa. 7. Evaluasi: Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien. Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : ada kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran.
Selain itu proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan, sebagian guru belum sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran misalnya model pembelajaran kontektual dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa tidak hanya menggunakan alat peraga tetapi juga dibutuhkan guru yang professional. Guru yang professional dapat menciptakan alat peraga yang menarik dan juga scenario pelajaran yang menyenangkan. Seorang guru yang professional adalah menguasai kemampuan dan keterampilan, antara lain:
·       Kemampuan menguasai bahan ajar.
·       Kemampuan dalam mengelola kelas.
·       Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar.
·       Kemampuan untuk melakukan penilaian.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan  latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah untuk menjelaskan hal-hal berikut:
1.      Aktivitas belajar                                                                                        
2.      Belajar dan pembelajaran                                                                          
3.      Prestasi belajar                                                                                           
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar                                   
5.      Hubungan persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar dengan prestasi belajar matematika
C.    Tujuan penulisan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.      Aktivitas belajar                                                                                        
2.      Belajar dan pembelajaran                                                                          
3.      Prestasi belajar                                                                                           
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar                                   
5.      Hubungan persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar dengan prestasi belajar matematika



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Aktivitas Belajar
Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. (Rosalia, 2005:2)
Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. (Rosalia, 2005:4)
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

a)      Jenis Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada guru untuk dapat mengembangkan aktivitas siswa. Menurut Zulfikri (2008:6) jenis-jenis aktivitas yang dimaksud dapat digolongkan menjadi:

1.         Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.
2.         Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafazkan, dan berfikir.
3.         Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran.
4.         Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya.

b)      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Menurut Jessica (2009:1-2) faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu:
1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

B.     Belajar dan Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.
C.    Prestasi Belajar
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Berikut ini beberapa definisi tentang prestasi belajar :
1.  Muhibbin Syah (1997 : 141) menyatakan prestasi adalah taraf keberhasilan        proses belajar mengajar.
2.  Oemar Hamalik (2001 : 159) menyatakan prestasi merupakan indikator adanya       perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu,      baik berupa belajar mapun bekerja.
3.  Poerwadarmita (1996 : 169) menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah      dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan      keuletan kerja.
Sedangkan definisi belajar menurut para ahli sebagai berikut :
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (2004 : 128) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi
 dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hilgard dan Bower (1975 : 156) mengemukakan bahwa belajar berhubungan  dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan        respopembawaan. M. Sobry Sutikno (2004) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru       sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Thursan Hakim (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan
  dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam       bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningakatan     kecakapan pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya fakir dan kemampuan lainnya.  (Krisna, 2009:1)

Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkahlaku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa.
(Handayani, 2003:1)

D.    Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto dalam bukunya, Belajar dan Faktor- yang Mempengaruhinya (2003,54-72) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
a)        Faktor-Faktor Intern
ü  Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya / bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannyatetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.

ü  Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik ataukurang sempurna mengenai tubuh / badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

b)     Faktor Psikologis
ü  Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang positif. Jia siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan dilembaga pendidikan khusus.
ü  Perhatian
Perhatian meurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
ü  Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang, sedangkan minat selalu  diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperolah kepuasan.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
ü  Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: “ the capacity to learn’. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.
ü  Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Motif-motif diatas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan, kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa motif sangatlah perlu dalam belajar, didalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan / kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihan / kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.
ü  Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
Dengan kata lain anak yang sudah matangbelum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
ü  Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau  bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

E.     Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Dalam Mengajar dengan Prestasi Belajar Matematika
Dalam memandang sesuatu objek atau peristiwa yang sama, pengertian yang ditangkap oleh seseorang berbeda dengan yang lainnya karena persepsi antara keduanya pada peristiwa tersebut berbeda. Perbedaan persepsi antara dua orang atau lebih terhadap suatu objek atau peristiwa yang sama disebabkan cara mengamati dan mendengar dengan panca indranya dimana cara mengamati dan mendengar itu sangat tergantung pada perhatian, kepekaan melihat, mendengar, pengalaman-pengalaman pemahaman serta sikap dan minatnya masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Rakhmat (2007: 51) bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Selain itu juga, Slameto (2003: 102) bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa pada dasarnya mengarah pada kemampuan seorang siswa dalam memberikan tanggapan terhadap informasi atau pesan tentang suatu objek atau peristiwa melalui indera penglihatan dan indera pendengaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inti dari persepsi adalah tanggapan. Tanggapan itu sendiri dapat diartikan sebagai penerimaan sesuatu dengan panca indera.
Salmeto (2003: 103-105) bahwa pengertian persepsi terdapat 5 prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Persepsi itu relatif bukannya absolut, artinya manusia bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu persis dengan keadaan sebenarnya.
b. Persepsi itu selektif, artinya seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat tertentu.
c. Persepsi itu mempunyai tatanan, artinya orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan tetapi menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok.
d. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan), artinya harapan dan kesiapan pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan diinterprestasi.
e. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Ø  Kemampuan Mengajar Guru
Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa adalah kemampuan guru.
Guru yang memiliki kemampuan tinggi akan bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan siswa. Menurut Sanjaya (2006: 143) bahwa kemampuan dalam proses pembelajaran berhubungan erat dengan bagaimana cara guru mengimplementasikan perencanaan pembelajaran, yang mencakup kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar. Sanjaya (2006: 33-47) bahwa keterampilan dasar mengajar bagi guru adalah sebagai berikut:
• Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu untuk dikuasai oleh guru, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik.
• Memberi Penguatan (Reinforcement)
Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan membina perilaku yang produktif.
• Mengadakan Variasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara, gerakan badan dan mimik, mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan peserta didik, variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar misalnya variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, dan variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik, tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan (deduktif dan induktif).
• Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan.
Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pencapai tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk menutup pelajaran kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan adalah menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan) bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik, atau permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru), mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan, menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok) sesuai dengan materi yang telah dipelajari, dan memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.
• Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, dan penanaman disiplin diri. Menurut Sutadipura (1982: 63) bahwa ciri mengajar yang baik apabila penguasaan bahan pelajaran dan mengadakan evalusi. Penguasaan bahan pelajaran yaitu dengan memberi keterangan yang jelas dan biasanya dapat menjawab pertanyaan siswa dengan baik. Evalusi dengan memberikan ulangan singkat yang teratur dan sering, item test tidak meluluh mengenai fakta saja dan lain sebagainya.
Ø  Hubungan persepsi kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar matematika
Belajar adalah suatu proses yang terus menerus untuk memecahkan masalah bagi anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Oleh sebab itu pada saat melaksanakan pengajaran sebaiknya memperhatikan tanggapan siswa tentang pelajaran yang diberikan.
Dengan menerima tanggapan siswa sebagai masukan yang berharga menjadikan semangat kemandiriannya semakin besar. Hal ini akan menambah semangat siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya, sehingga apabila tingkat keberhasilan siswa tercapai maka siswa tersebut merasa puas dengan memberi pujian pada dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan Suryadi (1983: 73) bahwa dari sekian banyak pengalaman di sekolah baik terhadap bidang studi tertentu maupun dari keseluruhan obyek yang ada, lama kelamaan akan terbentuk perasaaan senang atau tidak senang terhadap obyek itu apabila timbul rasa tidak puas, rasa gembira, merasa tertarik dan sebagainya.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hakikat hasil belajar adalah hasil interaksi antara faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kreativitas guru dalam proses belajar mengajar. Secara garis besar yang menjadi inidikator dari faktor kreativitas guru adalah cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar (PBM), caraguru dalam pelaksanaan PBM, dan cara guru dalam mengevaluasi PBM. Di samping faktor kreativitas guru dalam proses belajar mengajar, fasilitas belajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran produktif siswa. Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai akan menunjang proses belajar mengajar yang nantinya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun yang menjadi indikator dari fasilitas belajar adalah tempat atau ruang belajar, penerangan, buku-buku pegangan, dan kelengkapan peralatan praktek.
Dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar yang optimal dari proses belajar mengajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal yang dimkasud adalah kreativitas guru profesional terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Guru merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan guru adalah orang yang berhubungan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan kreativitas guru dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Cece Wijaya (1991:189), guru yang memiliki kreativitas dapat meningkatkan mutu hasil belajar siswanya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Slameto (2003:54), faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar mencakup metode mengajar guru yaitu kreativitas guru dalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya penyediaan fasilitas belajar yang memadai untuk siswa diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. Secara nyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar mengajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran produktif siswa baik secara parsial.
B.     Saran
Cara guru merencanakan proses belajar mengajar lebih meningkatkan kreativitasnya yaitu misalnya sebelum pelajaran dimulai. Bapak maupun Ibu guru mengadakan pre test mengenai pelajaran minggu lalu dan mengabsen siswa agar siswanya siap dalam menerima pelajaran, maka hendaknya guru lebih meningkatkan kreativitasnya dan pihak sekolah lebih menyediakan fasilitas yang memadai untuk belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik pula.




DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar