MAKALAH
Aspikal Landu, S.Pd M.Pd
Puji dan syukur kami ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan
tugas “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Dalam Mengajar
Dengan Prestasi Belajar Matematika”. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
dan seluruh teman-teman yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
Demikianlah makalah ini
kami buat. Semoga isi dari makalah kami ini dapat bermanfaat bagi seluruh orang
yang membacanya. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan kami
mohon maaf. Saran dan kritik dari teman-teman sekalian akan membantu kami untuk
memperbaiki makalah kami ini.
Watampone, 8 Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR 2
DAFTAR
ISI 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan ingin dicapai 6
BAB 2
PEMBAHASAN 7
A. Aktivitas Belajar 7
B. Belajar Dan Pembelajaran 10
C. Prestasi Belajar 11
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi
Belajar 12
E. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Dalam Mengajar
Dengan Prestasi Belajar Matematika 17
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan 24
B.
Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
![](file:///C:\Users\STKIPB~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan bagian dari
kegiatan guru disekolah. Proses
belajar mengajar atau yang sering disebut dengan PBM berguna untuk menyampaikan informasi,
pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna (2009:2) Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.Dengan demikian
dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan
beberapa komponen: 1. Siswa : Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. 2. Guru : Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar
yang efektif. 3. Tujuan: Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif)
yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Isi Pelajaran: Segala informasi
berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5. Metode: Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang
dibutuhkan mereka untukmencapai tujuan. 6. Media: Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa. 7. Evaluasi: Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
Kenyataan yang ada pada saat ini
bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses belajar
mengajar menjadi tidak efektif dan efisien. Keadaan tersebut disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya : ada kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta
didik, kurang minat peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran.
Selain itu proses
belajar mengajar tidak efektif dikarenakan, sebagian guru belum sepenuhnya
menerapkan model-model pembelajaran misalnya model pembelajaran kontektual
dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang
menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi
hanya satu arah karena guru yang dominan aktif.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa
tidak hanya menggunakan alat peraga tetapi juga dibutuhkan guru yang
professional. Guru yang professional dapat menciptakan alat peraga yang menarik
dan juga scenario pelajaran yang menyenangkan. Seorang guru yang professional
adalah menguasai kemampuan dan keterampilan, antara lain:
·
Kemampuan menguasai bahan ajar.
·
Kemampuan dalam mengelola
kelas.
·
Kemampuan dalam menggunakan
metode, media dan sumber belajar.
·
Kemampuan untuk melakukan
penilaian.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar
belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam
makalah ini adalah untuk menjelaskan hal-hal berikut:
1. Aktivitas belajar
2.
Belajar dan pembelajaran
3. Prestasi belajar
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar
5. Hubungan persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar dengan prestasi
belajar matematika
C.
Tujuan penulisan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Aktivitas belajar
2.
Belajar dan pembelajaran
3. Prestasi belajar
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar
5. Hubungan persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar dengan prestasi
belajar matematika
![](file:///C:\Users\STKIPB~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\STKIPB~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
PEMBAHASAN
A.
Aktivitas Belajar
Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26),
Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan
atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan
suatu aktifitas.
Menurut Sriyono aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan siswa untuk belajar.
(Rosalia, 2005:2)
Aktivitas
siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada
proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas –
tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain,
serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
.Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara
guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan
suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat
melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa
akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan
mengarah pada peningkatan prestasi.
Aktivitas belajar merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan
keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru
dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di
sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan
oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu
sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara
aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.
Keaktifan siswa selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa
untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri
perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan
tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas
belajar, dan lain sebagainya. (Rosalia, 2005:4)
Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara
guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan
suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat
melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa
akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan
mengarah pada peningkatan prestasi.
a)
Jenis Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan pengetahuan
tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada guru untuk dapat
mengembangkan aktivitas siswa. Menurut
Zulfikri (2008:6) jenis-jenis aktivitas yang dimaksud
dapat digolongkan menjadi:
1.
Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa
dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.
2.
Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam
mengucapkan, melafazkan, dan berfikir.
3.
Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam
berkonsentrasi menyimak pelajaran.
4.
Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya.
b)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Menurut Jessica (2009:1-2) faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
belajar, yaitu:
1. Faktor Internal (dari
dalam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi
kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang
belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor
psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan
lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal
(dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan
belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal
ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang
mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan,
dan pembentukan sikap.
B.
Belajar dan Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2001: 28),
belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,
jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22)
menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia
dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun
teori”.
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu
tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati,
dan memahami sesuatu yang dipelajari.
C.
Prestasi Belajar
Setiap
proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar
yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan
belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang
telah dilakukan. Berikut ini beberapa definisi tentang prestasi belajar :
1. Muhibbin
Syah (1997 : 141) menyatakan prestasi adalah taraf keberhasilan proses belajar mengajar.
2. Oemar Hamalik (2001 : 159)
menyatakan prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi
prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar mapun bekerja.
3. Poerwadarmita (1996 : 169)
menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.
Sedangkan
definisi belajar menurut para ahli sebagai berikut :
Abu
Ahmadi dan Widodo Supriono (2004 : 128) berpendapat bahwa belajar merupakan
suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hilgard dan Bower (1975 :
156) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu
yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan. M. Sobry Sutikno
(2004) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha seseorang yang dilakukan
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Thursan Hakim (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningakatan kecakapan pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya fakir dan kemampuan lainnya. (Krisna, 2009:1)
Thursan Hakim (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningakatan kecakapan pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya fakir dan kemampuan lainnya. (Krisna, 2009:1)
Dari
penjelasan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada
hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan
pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan
tingkahlaku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan
meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti
mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk
dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa.
(Handayani, 2003:1)
(Handayani, 2003:1)
D.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto
dalam bukunya, Belajar dan Faktor- yang
Mempengaruhinya (2003,54-72) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada
diluar individu.
a)
Faktor-Faktor Intern
ü Faktor
Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik
segenap badan beserta bagian-bagiannya / bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Agar seseorang dapat belajar dengan
baik haruslah mengusahakan kesehatan badannyatetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur,
makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.
ü Cacat
Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang
menyebabkan kurang baik ataukurang sempurna mengenai tubuh / badan. Cacat itu
dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah
tangan, lumpuh dan lain-lain.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi
belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi,
hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu
agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
b)
Faktor Psikologis
ü Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang
terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat.
Siswa yang mempunyai tingkat
intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia
belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang
efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang
positif. Jia siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat
pendidikan dilembaga pendidikan khusus.
ü Perhatian
Perhatian meurut Gazali adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu
objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia
tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah
bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu
sesuai dengan hobi atau bakatnya.
ü Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang,
sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan
senang dan dari situ diperolah kepuasan.
Jika terdapat siswa yang kurang
berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang
lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya
dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
ü Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard
adalah: “ the capacity to learn’. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk
belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan
menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.
ü Motif
Dalam proses belajar haruslah
diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau
padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan
dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Motif-motif diatas
dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan,
kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa
motif sangatlah perlu dalam belajar, didalam membentuk motif yang kuat itu
dapat dilaksanakan dengan adanya latihan / kebiasaan dan pengaruh lingkungan
yang memperkuat, jadi latihan / kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.
ü Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat / fase
dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan
kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan
pelajaran.
Dengan kata lain anak yang sudah
matangbelum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan
lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki
kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
ü Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk
memberi respon atau bereaksi. Kesediaan
itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,
karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya
sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
E. Hubungan Persepsi Siswa
Terhadap Guru Dalam Mengajar dengan Prestasi Belajar Matematika
Dalam memandang sesuatu objek atau
peristiwa yang sama, pengertian yang ditangkap oleh seseorang berbeda dengan
yang lainnya karena persepsi antara keduanya pada peristiwa tersebut berbeda.
Perbedaan persepsi antara dua orang atau lebih terhadap suatu objek atau
peristiwa yang sama disebabkan cara mengamati dan mendengar dengan panca
indranya dimana cara mengamati dan mendengar itu sangat tergantung pada
perhatian, kepekaan melihat, mendengar, pengalaman-pengalaman pemahaman serta
sikap dan minatnya masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Rakhmat
(2007: 51) bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Selain itu juga, Slameto (2003: 102) bahwa persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa persepsi siswa pada dasarnya mengarah pada kemampuan seorang
siswa dalam memberikan tanggapan terhadap informasi atau pesan tentang suatu
objek atau peristiwa melalui indera penglihatan dan indera pendengaran. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa inti dari persepsi adalah tanggapan. Tanggapan
itu sendiri dapat diartikan sebagai penerimaan sesuatu dengan panca indera.
Salmeto (2003: 103-105) bahwa pengertian persepsi terdapat 5 prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu:
Salmeto (2003: 103-105) bahwa pengertian persepsi terdapat 5 prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Persepsi itu relatif bukannya
absolut, artinya manusia bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala
sesuatu persis dengan keadaan sebenarnya.
b. Persepsi itu selektif, artinya
seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan
yang ada di sekelilingnya pada saat tertentu.
c. Persepsi itu mempunyai tatanan,
artinya orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan tetapi
menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok.
d. Persepsi dipengaruhi oleh harapan
dan kesiapan (penerima rangsangan), artinya harapan dan kesiapan pesan akan
menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana
pesan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut
akan diinterprestasi.
e. Persepsi seseorang atau kelompok
dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun
situasinya sama.
Ø Kemampuan Mengajar Guru
Dalam proses pembelajaran dalam
kelas, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, karena guru merupakan orang yang berhadapan
langsung dengan siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa adalah kemampuan guru.
Guru yang memiliki kemampuan tinggi
akan bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba
menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan
siswa. Menurut Sanjaya (2006: 143) bahwa kemampuan dalam proses pembelajaran
berhubungan erat dengan bagaimana cara guru mengimplementasikan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar. Sanjaya
(2006: 33-47) bahwa keterampilan dasar mengajar bagi guru adalah sebagai
berikut:
• Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu
untuk dikuasai oleh guru, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru
dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan
guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik.
• Memberi Penguatan (Reinforcement)
Penguatan merupakan respon terhadap
suatu perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku
tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat
pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta
didik dan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk meningkatkan
perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan
motivasi belajar dan membina perilaku yang produktif.
• Mengadakan Variasi
Mengadakan variasi merupakan
keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi
kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi variasi dalam gaya mengajar
misalnya variasi suara, gerakan badan dan mimik, mengubah posisi, dan
mengadakan kontak pandang dengan peserta didik, variasi dalam penggunaan media
dan sumber belajar misalnya variasi alat dan bahan yang dapat dilihat,
penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, dan variasi dalam
pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik, tempat kegiatan
pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan (deduktif dan induktif).
• Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran yang
dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru
untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara
optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan
disajikan.
Menutup pelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pencapai tujuan dan pemahaman peserta
didik terhadap materi yang dipelajari serta mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Untuk menutup pelajaran kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan adalah menarik
kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan) bisa dilakukan
oleh guru, oleh peserta didik, atau permintaan guru, atau oleh peserta didik
bersama guru), mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian
tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan, menyampaikan
bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok) sesuai dengan materi
yang telah dipelajari, dan memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun
perbuatan.
• Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip
yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah kehangatan dan
keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, dan
penanaman disiplin diri. Menurut Sutadipura (1982: 63) bahwa ciri mengajar yang
baik apabila penguasaan bahan pelajaran dan mengadakan evalusi. Penguasaan
bahan pelajaran yaitu dengan memberi keterangan yang jelas dan biasanya dapat
menjawab pertanyaan siswa dengan baik. Evalusi dengan memberikan ulangan
singkat yang teratur dan sering, item test tidak meluluh mengenai fakta saja
dan lain sebagainya.
Ø Hubungan persepsi kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar
matematika
Belajar
adalah suatu proses yang terus menerus untuk memecahkan masalah bagi anak-anak,
orang dewasa maupun orang tua. Oleh sebab itu pada saat melaksanakan pengajaran
sebaiknya memperhatikan tanggapan siswa tentang pelajaran yang diberikan.
Dengan menerima tanggapan siswa
sebagai masukan yang berharga menjadikan semangat kemandiriannya semakin besar.
Hal ini akan menambah semangat siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya,
sehingga apabila tingkat keberhasilan siswa tercapai maka siswa tersebut merasa
puas dengan memberi pujian pada dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan Suryadi
(1983: 73) bahwa dari sekian banyak pengalaman di sekolah baik terhadap bidang
studi tertentu maupun dari keseluruhan obyek yang ada, lama kelamaan akan
terbentuk perasaaan senang atau tidak senang terhadap obyek itu apabila timbul
rasa tidak puas, rasa gembira, merasa tertarik dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat hasil belajar adalah hasil interaksi
antara faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kreativitas guru dalam proses belajar
mengajar. Secara garis besar yang menjadi inidikator dari faktor kreativitas
guru adalah cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar (PBM),
caraguru dalam pelaksanaan PBM, dan cara guru dalam mengevaluasi PBM. Di
samping faktor kreativitas guru dalam proses belajar mengajar, fasilitas
belajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran produktif siswa.
Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai akan menunjang proses belajar
mengajar yang nantinya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun yang
menjadi indikator dari fasilitas belajar adalah tempat atau ruang belajar, penerangan,
buku-buku pegangan, dan kelengkapan peralatan praktek.
Dalam usaha untuk mencapai suatu
hasil belajar yang optimal dari proses belajar mengajar siswa dipengaruhi oleh
faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal yang dimkasud adalah
kreativitas guru profesional terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Guru
merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar, hal ini dikarenakan guru adalah orang yang berhubungan langsung
dengan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan kreativitas guru dalam
proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang
optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Cece Wijaya (1991:189), guru yang
memiliki kreativitas dapat meningkatkan mutu hasil belajar siswanya. Hal ini
juga sesuai dengan pendapat Slameto (2003:54), faktor sekolah yang mempengaruhi
hasil belajar mencakup metode mengajar guru yaitu kreativitas guru dalam proses
belajar mengajar.
Dengan adanya penyediaan fasilitas
belajar yang memadai untuk siswa diharapkan siswa dapat memperoleh hasil
belajar yang optimal. Secara nyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar mengajar dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran produktif siswa baik secara
parsial.
B. Saran
Cara
guru merencanakan proses belajar mengajar lebih meningkatkan kreativitasnya
yaitu misalnya sebelum pelajaran dimulai. Bapak maupun Ibu guru mengadakan pre
test mengenai pelajaran minggu lalu dan mengabsen siswa agar siswanya siap
dalam menerima pelajaran, maka hendaknya guru lebih meningkatkan kreativitasnya
dan pihak sekolah lebih menyediakan fasilitas yang memadai untuk belajar
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
http://rawal06matematika-mathematic.blogspot.com/2010/10/pengaruh-persepsi-kemampuan-mengajar.html
(di akses pada tanggal 19 November 2014. 20:17)
http://hasanudin-bio.blogspot.com/2011/05/pengaruh-kreativitas-pembelajaran-guru.html
(di akses pada tanggal 19 November 2014. 20:22)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar