ASPIKAL DAN PROF NURDIN |
OLEH : ASPIKAL LANDU, S.Pd M.Pd
A.
Pelaksanaan
Pengajaran Berdasarkan Masalah
Model
pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik
yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang
nyata. Beberapa diantara tindakan-tindakan tersebut dapat dijumpai pada
model-model pengajaran yang lain, langkah-langkah atau tindakan tertentu
merupakan ciri khusus pengajaran berdasarkan masalah. Ciri utama dalam melaksanakan
pengajaran berdsarkan masalah adalah
1.
Tugas-tugas
perencanaan
Karena hakikatnya interaktifnya, model
pengajaran berdasarkan masalah membutuhkan banyaknya perencanaan, seperti
halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
a. Penetapan
tujuan
Model pengajaran
berdasarkan masalah dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan
menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pembelajar
yang mandiri.Dalam pelaksanaannya pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja
diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
b. Merancang
situasi masalah
Beberapa guru
dalam pengajaran berdasarkan masalah lebih suka memberi kesempatan dan keleluasan
kepada siswa untuk memilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini dapat
meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik,
mengandung teka-teki, dan tidak didefinisikan secara ketat, memungkinkan kerja
sama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan tujuan kurikulum.
c. Organisasi
sumber daya dan rencana logistik
Dalam pengajaran
berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan
peralatan dan dalam pelaksanaannya bisa dilakukan dalam kelas, di perpustakaan,
atau di laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah.Oleh karena
itu, tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk
penyelidikan siswa, haruslah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru
yang menerapkan pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah.
a. Menyampaikan
tujuan
Siswa perlu
memahami bahwa tujuan pengajaran berdasarkan masalah adalah tindak untuk
memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan
penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pemelajar yang
mandiri. Cara yang baik dalam menyajikan masalah untuk suatu materi pelajaran
dalam pemelajaran berdasarkan maslah adalah dengan menggunakan kejadian yang
mencengangkan dan menimbulkan misteri sehingga membangkitkan minat dan
keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
b. Menyiapkan
siswa
Pada model
pengajaran berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan kerja sama
di antara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama.
Berkenan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanaka
penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan.Bagaimana mengorganisasikan siswa
kedalam kelompok belajar kooperatif berlaku juga dalam mengorganisasikan siswa
kedalam kelompok pengajaran berdasarkan masalah.
c. Membantu
penyelidikan mandiri dan kelompok
Ø Guru
membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagi sumber, siswa diberi
pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu masalah dan jenis
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan
untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai
untuk masalah yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana ketika
penyelidikan yang benar.
Ø Guru
mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dan penerimaan sepenuhnya gagasan-gagasan
tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam tahap penyelidikan dalam
rangka pemelajaran berdasarkan masalah. Selama dalam tahap penyelidikan guru
memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktivitas siswa.
Ø Puncak
proyek-proyek pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah penciptaan dan
peragaan artefak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan video tape
d. Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
Tugas guru
pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yan sesuai seperti laporan, video dan model
serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
e. Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Tugas guru pada
tahap akhir pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan
penyelidikan yang mereka gunakan.
B.
Ciri-ciri
Khusus Pengajaran Berdasarkan masalah
Menurut
Arends (2001:349), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah
memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pengajuan
pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip
atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan
pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara social
penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi
kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan
adanya berbagi macam solusi untuk situasi itu.
2. Berfokus
pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, dan ilmu-ilmu
social), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar
dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3. Penyelidikan
autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
Mereka harus menganalisis dan mendifinisikan masalah, mengembangkan hipotesis,
dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisainformasi, melakukan eksperimen,
membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.
4. Menghasilkan
produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan
yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.
Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program
computer. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan dijelaskan kemudian,
direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain
tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar
terhadap laporan tradisional.
5. Kolaborasi.
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok
kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan
dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
C.
Kompetensi yang sesuai dengan model pembelajaran berdasarkan masalah
Pengajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekata yang efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.Sintaksnya adalah orientasi siswa
pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Siswa
yang telah memiliki kompetensi mengandung arti bahwa siswa telah memahami,
memaknai dan memanfaatkan materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Dengan
perkataan lain, ia telah bisa melakukan (psikomotorik) sesuatu berdasarkan ilmu
yang telah dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi kecakapan hidup
(life skill). Inilah hakikat pembelajaran, yaitu membekali siswa untuk bisa
hidup mandiri kelak setelah ia dewasa tanpa tergantung pada orang lain, karena
ia telah memiliki kompetensi, kecakapan hidup. Dengan demikian belajar tidak
cukup hanya sampai mengetahui dan memahami.Kompetensi siswa yang harus dimiliki
selama proses dan sesudah pembelajaran adalah kemampuan kognitif (pemahaman,
penalaran, aplikasi, analisis, observasi, identifikasi, investigasi, eksplorasi,
koneksi, komunikasi, inkuiri, hipotesis, konjektur, generalisasi, kreativitas,
pemecahan masalah), kemampuan afektif (pengendalian diri yang mencakup
kesadaran diri, pengelolaan suasana hati, pengendalian impulsi, motivasi
aktivitas positif, empati), dan kemampuan psikomotorik (sosialisasi dan
kepribadian yang mencakup kemampuan argumentasi, presentasi, prilaku).
D.
Pengembangan sistem pembelajaran model pembelajaran berdasarkan masalah
Hal
penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu memiliki seperangkat
aturan yang jelas agar supaya pembelajaran dapat berlansung tertib tanpa
gangguan, dapat menangani perilaku siswa yang menyimpang secara cepat dan
tepat, juga perlu memiliki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja kelompok.
Salah
satu masalah yang cukup rumit bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran yang
menggunakan model pengajaran berdasarkan masalah adalah bagaimana menangani
siswa baik individual maupun kelompok, yang dapat menyelesaikan lebih awal maupun yang terlambat. Dengan kata
lain, kecepatan penyelesaian tugas tiap individu maupun kelompok berbeda-beda.
Pada model pengajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan untuk mengerjakan
tugas multi (rangkap), dan waktu penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat
berbeda-beda.Hal tersebut mengakibatkan diperlukannya pengelolaan dan
pemantauan kerja siswa yang rumit.
Dalam
model pengajaran berdasarkan masalah, guru sering menggunakan sejumlah bahan
dan peralatan, dan hal ini biasanya dapat merepotkan guru dalam
pengolalaannya.Oleh karena itu, untuk efektivitas kerja guru harus memiliki
aturan dan prosedur yang jelas dalam pengelolaan, penyimpanan, dan
pendistribusian bahan.
Selain
itu yang tidak kalah pentingnya guru harus menyampaikan aturan, tata krama, dan
sopan santun yang jelas untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika mereka
melakukan penyelidikan di luar kelas termasuk didalamnya ketika melakukan
penyelidikan di masyarakat.
E.
Evaluasi/Assesment model pembelajaran berdasarkan masalah
Seperti
halnya dalam model pembelajaran kooperatif, dalam model pengajaran berdasarkan
masalah focus perhatian pembelajaran tidak pada perolehan pengetahuan
deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya
dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil (paper dan pencil test).Teknik
penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pengajaran berdasarkan masalah
adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan siswa yang merupakan hasil
penyelidikan mereka.
Tugas
assessment dan evaluasi yang sesuai untuk model pengajaran berdasarkan masalah
terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternative yang akan
digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, misalnya dengan assessment kinerja
dan peragaan hasil. Assessment merumuskan pertanyaan, assessment merumuskan
sebuah hipotesis dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar